- Potensi Kayu Alam sebagai Sumber Daya Baru Penghasil Pulp
- Sabun Wajah Alami Berbahan Propolis dan Daun Kelor
- Kuok Raih Penghargaan Zona Integritas Menuju Wilayah Bebas Korupsi (WBK)
- Konservasi Genetik, Budidaya dan Potensi Cemara Sumatera si Tumbuhan Obat
- Pemangku Kepentingan Bicara Keanekaragaman Hayati di Sumbar Sekitarnya
- Lanjutkan Diskusi, Peserta Webinar SERAMBI 3 Kunjungi BP2TSTH
- Fasilitasi Kebutuhan Daerah, BP2TSTH Bimbing KTNA di Kampar Terapkan Iptek Hasil Litbang
- BP2TSTH taja webinar Agroforestry di Lahan Gambut
- Ekstraksi Propolis Sederhana Berbasis Air
- Kemilau Pomade, Diversifikasi Produk Perlebahan yang Bernilai Ekonomi
Kaji Hal Teknis, BP2TSTH Kunjungi Demplot Kayu Putih B2P2BPTH di Lahan Gambut
BP2TSTH Kunjungi Demplot Kayu Putih B2P2BPTH
Berita Populer
- PENELITI BP2TSTH LAKUKAN PENELITIAN UJI KETAHANAN GERONGGANG TERHADAP GENANGAN
- berita tambah
- KHDTK Kepau Jaya
- POTENSI BUDIDAYA LEBAH PENGHASIL MADU DI KABUPATEN INDRAGIRI HILIR, RIAU
- sadwfa
Berita Terkait
BP2TSTH Kuok (Februari, 2020)_Rombongan Balai Litbang Teknologi Serat Tanaman Hutan (BP2TSTH) yang di pimpin oleh Kepala Balai pada hari Selasa / 19 Februari 2020 melakukan kunjungan kerja ke Demplot pengembangan kayu putih yang dikelola oleh Balai Besar Litbang Bioteknologi dan Pemuliaan Tanaman Hutan. Demplot ini berlokasi di Desa Karya Indah, Kecamatan Tapung, Kabupaten Kampar. Demplot ini ditanam pada bulan Nopember 2019 yang lalu dana benih berasal dari kebun benih klon.
Demplot seluas 5 hektar ini mengakomodir rancangan jarak tanam yang meliputi 1 x 1 M, 2 x 1 M dan 3 x 1 M. Jika diamati, demplot yang berlokasi di sekeliling kebun sawit masyarakat ini bertipe gambut hemik hingga saprik.
Kepala BP2TSTH menyatakan "keberadaan demplot kayu putih di lahan gambut, khususnya di Provinsi Riau ini sangat menginspirasi untuk dikembangkan di daerah lain yang memiliki tipologi lahan bergambut" ujar Priyo Kusumedi, S.Hut,MP.
Selanjutnya ia menambahkan bahwasanya " Paket IPTEK ini sangat memungkinkan untuk diadopsi sebagai program kerja di KHDTK Kepau Jaya dengan ekosistem lahan gambut yang relatif sama. Sehingga upaya pelibatan masyarakat dalam pengelolaan hutan dan berdampak pada peningkatan ekonomi dapat menjadi kenyataan" tutur pria yang memulai karir sebagai peneliti ini.
Senada hal tersebut, Kepala Seksi Data, Informasi dan Sarana Penelitian BP2TSTH menegaskan "kami mengapresiasi pembangunan demplot ini sehingga menjadi referensi kegiatan pengembangan kelompok tani hutan yang dibina oleh BP2TSTH khususnya divisi pengembangan hasil hutan bukan kayu" papar Agus Yanto,SH.
" Tahap awal pembangunan plot kayu putih ini nantinya akan dilakukan secara tumpang sari dengan tanaman aren pada areal kelapa sawit yang telah diinokulasi dengan herbisida setahun yang lalu" jelasnya rinci. Tentunya melalui kegiatan ini, keberadaan institusi Litbang dalam menerapkan hasil kajiannya dapat dirasakan langsung oleh masyarakat sebagai teknologi yang tepat dan berdaya guna.
Saat dikonfirmasi, Dr. Anto Rimbawanto, peneliti B2P2BPTH memaparkan "Pembangunan demplot kayu putih di lahan gambut ini adalah yang pertama kali di Indonesia yang menjadi rangkaian kegiatan pengembangan pada program inovasi industri dari Kementerian Ristek. Pengamatan kami setelah 4 bulan penanaman terakumulasi persentasi tumbuh sebanyak 100% dan adanya peningkatan pertumbuhan tinggi, diameter hingga pertambahan cabang bahkan lebih pesat pertumbuhannya jika dibandingkan dengan demplot yang ada di lahan mineral di Gunung Kidul, DIY Yogyakarta, " rincinya didepan rombongan.
Sebagai catatan dari hasil diskusi dilapangan, teknis pengembangan kayu putih di lahan gambut tidak memerlukan teknik grafting dengan jenis gelam untuk mengantisipasi siklus hidrologi yang ada bahkan pesimis tetap akan terjadi penambahan riap tumbuh meski dimusim kemarau dengan penekanan kondisi gambut tidak mengalami pengeringan. Badan Litbang KLHK sendiri telah mempublikasikan dampak positif pengembangan kayu putih berbasis masyarakat sebagai pelaku usaha yang mana mampu menurunkan konflik tenurial dalam penguasaan lahan untuk budidaya dan direkomendasikan sebagai salah satu alternatif mata pencaharian.
Saat ini, kebutuhan akan minyak kayu putih dalam negeri tercatat sebanyak 3000 ton per tahunnya. Namun sangat disayangkan ketidakmampuan pemenuhan kebutuhan sehingga melakukan impor minyak ekaliptus sebagai subtitusi dan campuran substrat produksi minyak kayu putih komersial. Dengan demikian, pemanfaatan hasil kegiatan pemuliaan jenis kayu putih telah menguatkan pondasi dalam pencanangan program swasembada minyak kayu putih pada tahun 2024 disamping skema kolaboratif pelaku usaha dalam kegiatan ekstensifikasi areal perkebunan.***(ESR).