- Lagi, BP2TSTH Kuok Raih Penghargaan Tata Kelola Keuangan Terbaik
- Langkah BP2TSTH Lawan Pandemi: Sosialisasi Vaksinasi dan Pemeriksaan Dini
- Raih Predikat WBK, BP2TSTH Kuok Menjadi Rujukan BPKH XIX Pekanbaru
- Litbang Kuok Berkontribusi Dalam Pencanangan Kampung Taxus di Sumbar
- Jendela Hutan Arboretum Kuok
- Mewujudkan Agroforestry Geronggang di Lahan Gambut Terdegradasi Riau
- BP2TSTH SELENGGARAKAN PEMBAHASAN ROPt Tahun 2021
- Pemanfaatan Limbah Lignoselulosa sebagai Sumber Energi Terbarukan
- Peningkatan Kualitas Kayu Hasil Pemuliaan
- BP2TSTH Berbagi Pengalaman Sebagai Instansi Berpredikat Zona Integritas ke Satker Ditjen KSDAE
PENELITI BP2TSTH LAKUKAN PENELITIAN UJI KETAHANAN GERONGGANG TERHADAP GENANGAN
Berita Populer
- PENELITI BP2TSTH LAKUKAN PENELITIAN UJI KETAHANAN GERONGGANG TERHADAP GENANGAN
- berita tambah
- KHDTK Kepau Jaya
- POTENSI BUDIDAYA LEBAH PENGHASIL MADU DI KABUPATEN INDRAGIRI HILIR, RIAU
- sadwfa
Berita Terkait
- BP2TSTH KUOK DAN ITTO BERKOLABORASI SELENGGARAKAN WORKSHOP TENTANG UPAYA KONSERVASI TUMBUHAN LANGKA0
- BP2TSTH KUOK PERKENALKAN PENTINGNYA MENJAGA LINGKUNGAN KEPADA MURID TK NURUL HUDA, SIAK. 0
- Pembinaan Pegawai, Sekretaris TP2I: Peneliti Harus Memahami Kode Etik0
- Koleksi Bibit Dari Berbagai Provenans Sebagai Upaya Pengkayaan Jenis Tanaman di KHDTK Kepau Jaya0
- Karo Kepegawaian KLHK : ASN Harus Jujur, Bertanggungjawab dan Berintegritas Tinggi0
Kuok, (17/5/2018) Lahan dan hutan gambut masih konsisten menjadi lokus timbulnya isu lingkungan. Isu global seperti peningkatan emisi karbon, serta isu lokal yang menyeret ke isu regional berupa kebakaran hutan dan lahan yang berbuah bencana kabut asap kerap dihubungkan dengan hutan dan lahan gambut. Hal ini tak pelak, melecut banyak institusi atau berbagai pihak untuk berkolaborasi mengurusi permasalahan dan isu yang ditimbulkan lahan dan hutan gambut ini.
Bagian dari pengurusan lahan gambut ini adalah memulihkan begitu luasnya lahan gambut yang telah mengalami degradasi dan deforestasi. Restorasi gambut atau pemulihan lahan gambut ke kondisi asal menjadi istilah yang seakan sering terdengar dan sudah tak asing di telinga.
Dari luasan lahan gambut di Indonesia yang lebih dari 20 juta ha, tidak kurang setengahnya telah rusak dan hancur, dan menyisakan perkerjaan mega besar yang harus dihadapi. Pekerjaan merestorasi gambut penuh dengan tantangan. Bahkan, seandainya tidak semua lahan gambut yang rusak tersebut direstorasi, tantangan yang dihadapi akan tetap besar.
Karena secara alamiah lahan atau hutan rawa gambut adalah tergenang, maka salah satu upaya restorasi hutan rawa gambut dan sekaligus merupakan usaha pencegahan kebakaran adalah dengan pembuatan kanal blok. Nampaknya, aktivitas ini telah berhasil mencegah terjadinya kebakaran hutan/lahan. Namun, tidak cukup berhenti sampai di situ. Upaya penanaman jenis-jenis lokal yang tahan genangan harus menjadi prioritas karena lahan dan hutan rawa gambut bukan kolam air atau pun sekedar rawa, tetapi di dalamnya harus ada tegakan/pohon sebagai salah satu identitas utamanya.
Geronggang (Cratoxylum arborescens) adalah salah satu jenis pohon lokal (native species) ekosistem lahan/hutan rawa gambut yang dari sisi pertumbuhan dan kegunaannya potensial dikembangkan di lahan/hutan gambut. Pohon ini bisa mencapai riap tinggi 2 meter/tahun dan riap diameter 2 cm/tahun. Kayu geronggang dapat digunakan sebagai bahan bangunan (papan), pulp/kertas, dll. Hasil penelitian di Malaysia mengindikasikan kulitnya bisa digunakan sebagai bahan obat kanker. Namun, masih terdapat pertanyaan mengenai kesesuaian jenis ini untuk ditanam pada kondisi tergenang. Penelitian yang dilakukan oleh Balai Penelitian dan Pengembangan Kehutanan (BPK) Banjarbaru menunjukkan bahwa jenis pohon ini relatif tidak tahan genangan. Namun, Peneliti Balai Penelitian dan Pengembangan Teknologi Serat Tanaman Hutan (BP2TSTH) menemukan geronggang yang tumbuh baik di KHDTK Kepau Jaya Riau yang mengalami genangan temporal.
Menindaklanjuti ketidakkonsistenan informasi kesesuaian geronggang untuk dikembangkan di lahan gambut tergenang, maka peneliti BP2TSTH melakukan penelitian “uji ketahanan geronggang terhadap genangan”. Hasil sementara dari penelitian yang dilakukan oleh peneliti BP2TSTH di tingkat laboratorium menunjukkan bahwa 90% tanaman geronggang tidak tahan genangan. Namun, yang menarik adalah ditemukannya 10% tanaman yang tahan terhadap genangan dan menunjukkan respon adaptasi yang menjanjikan berupa terbentuknya akar nafas. Hasil sementara ini akan terus ditindaklanjuti oleh tim Peneliti BP2TSTH sehingga harapan akhirnya adalah ditemukannya bibit geronggang yang benar-benar terbukti tahan genangan dan bisa dikembangkan untuk rehabilitasi lahan dan hutan gambut. (AJ/KDR)